Percepat Sertifikasi Kompetensi, Kominfo Uji 76 Lulusan Pendidikan Multimedia

Selasa, 20 Juni 2017 | 20:47:18 WIB | Dibaca: 747 Kali



Cirebon, Kominfo – Sebanyak 76 orang lulusan SMK, D3, D4 dan S1 mengikuti Sertifikasi Kompetensi  Bidang Komunikasi Grafis dan Multimedia yang diselenggarakan di Hotel Aston Cirebon, Jawa Barat, Rabu (14/6/2017). Kepala Pusbang Literasi dan Profesi SDM Komunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Gati Gayatri mengatakan kegiatan sertifikasi itu merupakan implementasi strategi khusus percepatan sertifikasi kompetensi. 

“Kegiatan ini bertujuan untuk membantu angkatan kerja muda mendapatkan sertifikat kompetensi standar, khususnya SDM yang memiliki kemampuan dan pengetahuan dasar di bidang komunikasi," jelasnya dalam uji kompetensi dan sertifikasi yang dilakukan untuk bidang keahlian junior multimedia, video editing, grafika komunikasi, graphic design, infografis, dan fotografi. 
Menurut Gati Gayatri, melalui sertifikasi diharapkan dapat mengubah sikap pemuda untuk selalu belajar guna meningkatkan daya saing dan kompetensi. 

"Baik untuk kompetensi diri sendiri, maupun kompetensi lingkungan masyarakat, sebagai komponen penyusun daya saing nasional. Harapan yang ingin diraih dalam jangka pendek adalah mampu membekali tenaga kerja Indonesia,” katanya.
Menurut Gati Gayatri sampai awal Juni 2017 ini, Pusbang Litprof SDM Komunikasi Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo telah menyelenggarakan sertifikasi kompetensi 16 kali di seluruh Indonesia dengan jumlah total peserta sebanyak 1.218 orang. “Jumlah peserta yang dinyatakan kompeten secara nasional mencapai 963 orang atau sekitar 79% dan yang dinyatakan belum kompeten sebanyak 255 orang atau  sekitar 21%”, jelasnya.


Kembangkan Produksi Konten 

Pelaksanaan sertifikasi kompetensi SDM merupakan salah satu upaya Kementerian Kominfo dalam mengembangkan produksi konten yang berkualitas. 

"Kenapa namanya Kementerian Komunikasi dan Informatika, karena orientasi penekanannya pada teknologinya bukan kontennya dan kontennya menjadi tanggung jawab kita semua," katanya.

Secara khusus, Gati Gayatri mendorong setiap peserta agar dapat memproduksi konten yang baik dan bermanfaat. "Karena adik-adik adalah bagian dari konten informatika, maka harus mengisi konten-konten berbasis TIK tidak lagi komunikasi sosial tetapi komunikasi yang melalui media agar segera diwujudkan,” imbaunya.

Selain itu, mennurut Gati Gayatri, tantangan bangsa dalam konteks Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) harus dihadapi dan disiasati pelaku industri dalam negeri. "Tak terkecuali di bidang industri komunikasi dan konten. Di negara-negara maju, bidang komunikasi dan konten telah menjadi profesi yang sangat bergengsi dan terus berkembang (emerging profession) secara pesat. Bidang tersebut menjadi sebuah profesi yang cenderung multi-entry dicipliner dimana siapapun dapat memasuki profesi ini tanpa mensyaratkan latar belakang keilmuan bidang komunikasi,” katanya.



Siapkan SDM Kompeten

Saat ini Pemerintah Indonesia telah melakukan ratifikasi Indonesia terhadap kesepakatan-kesepakatan global dan regional menyangkut perdagangan bebas harus segera ditindaklanjuti dengan upaya meningkatkan daya saing dan produktivitas SDM tenaga kerja. Salah satu upaya tersebut adalah sertifikasi yang berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Di sektor komunikasi, tenaga kerja industri juga harus segera meningkatkan keterampilan yang sampai saat ini masih memiliki kesenjangan. Data  Bank Dunia (2016) menunjukkan, kesenjangan keterampilan tenaga kerja lokal bersumber dari kurangnya kemampuan berbahasa Inggris (44%), kemampuan menggunakan komputer (36%), kemampuan berpikir kritis (33%), perilaku kerja (30%), dan keterampilan dasar (13%).

Menurut Kapusbang Litpof Gati Gayatri, salah satu faktor keberhasilan memenangkan persaingan dalam era pedagangan bebas, baik di tingkat regional ASEAN maupun global adalah sumberdaya manusia yang berkualitas dan kompeten. Apalagi saat ini perkembangan industri komunikasi dan konten makin pesat dan kompetitif yang diikuti peningkatan ketersediaan SDM yang kompeten. Oleh karena itu, upaya menyiapkan SDM Indonesia yang berkualitas tidak bisa lagi dilakukan dengan langkah biasa.

”Pemerintah telah menyiapkan strategi umum bidang ketenagakerjaan dalam menghadapi MEA. Pertama, meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia. Kedua, melaksanakan Percepatan Penerapan Sistem Pelatihan Kerja Nasional (SISLATKERNAS) yang mmemadukan pengembangan standar kompetensi dengan program pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi kompetensi. Ketiga, mengembangkan dan melaksanakan perjanjian pengakuan kesetaraan atau MRA (Mutual Recognition Agreements) dalam lingkup ASEAN,” jelasnya. (Biro Humas/Sina//YM/Foto:SS)

Komentar Facebook